Calon-Calon Bintang Baru Dunia Catur Indonesia
Diterjemahkan oleh Adolf Richardo
Grafis oleh Yudi Tri Utomo
Catur menjadi tren baru belakangan ini, terutama setelah dirilisnya ‘The Queen’s Gambit’ di Netflix bulan Oktober lalu. Serial tersebut mendorong munculnya para penggemar catur baru. Dalam bulan pertama penayangannya saja, Netflix mencatat 62 juta orang menonton serial tersebut, sementara Ebay melaporkan peningkatan 215% dalam penjualan papan catur dan aksesoris catur lainnya.
Indonesia juga ikut merasakan demam catur tersebut, dengan pertandingan yang disiarkan secara langsung baru-baru ini berhasil menarik 1,25 juta penonton. Pertandingan tersebut, yang merupakan pertandingan catur yang paling banyak ditonton secara online, menampilkan Master Internasional Indonesia Irene Sukander melawan Dadang Sarbur, seorang pemain catur online yang dituduh curang, untuk membuktikan kemampuannya yang sebenarnya dan mementahkan klaim kecurangan tersebut.
Jelas, catur menjadi semakin populer di Indonesia. Pertandingan Sukandar-Sarbur yang disebutkan tadi berhasil menarik 10 kali lipat jumlah penonton acara catur paling populer. Meskipun Sarbur kalah dalam dalam pertandingan tersebut, Indonesia memiliki sejumlah calon bintang catur lain yang mulai muncul.
Sejarah Catur di Indonesia
Catur diyakini muncul pertama kali India sekitar abad ke-6, sebelum menyebar ke sebagian besar Eropa pada abad ke-10.
Permainan ini diyakini dibawa ke Indonesia oleh Belanda, dengan bermunculannya klub catur di Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung pada akhir abad ke-19. Kepopuleran permainan ini di Indonesia menurun selama pendudukan Jepang pada Perang Dunia II, sebelum Kembali populer pasca Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Federasi catur nasional Indonesia, PERCASI, didirikan pada tahun 1948.
Utut Adianto berhasil membanggakan dunia catur Indonesia di panggung dunia, dengan meraih status Grandmaster (gelar tertinggi dunia catur) pada tahun 1986, dan mengalahkan empat kali juara AS Alexander Shabalov pada tahun 1993.
Kemunculan Bakat-Bakat Baru Catur Indonesia
Meskipun Adianto masih menjadi wajah dunia catur Indonesia hingga saat ini, Indonesia memiliki sederet talenta catur muda yang sangat mengesankan serta berpotensi untuk menjadi kekuatan global dalam permainan ini. Ditambah dengan lonjakan popularitasnya belakangan ini, masa depan catur Indonesia tentunya sangat cerah.
Awal tahun ini, Master Internasional Levy Rozman memposting video di channel Youtube-nya, menyoroti bintang muda catur Indonesia Satria Duta. Satria, yang lahir pada 2008, berhasil mengalahkan Rozman dan sejumlah pemain berkaliber tinggi lainnya. Seorang pemain yang cukup terkenal di dunia catur online, ia telah mengembangkan keahliannya sebagian besar melalui internet. Dia akan bermain melawan Master Nasional AS Brewington Hardaway yang berusia 12 tahun dari New York pada 26 Juni, dalam pertandingan yang bisa disaksikan melalui Youtube dan Twitch.
Tahun lalu, Novendra Priasmoro menjadi orang Indonesia kedelapan yang mencapai status Grand Master, pada usia yang masih belia (20 tahun). Priasmoro adalah pemain dengan poin tertinggi kedua di Indonesia.
Kaum wanita Indonesia juga telah menunjukkan kemampuannya di panggung catur global. Medina Warda Aulia, seorang pecatur wanita Indonesia, berhasil mengalahkan mantan juara Yugoslavia Ivan Sokolov pada 2019. Aulia baru berusia 21 tahun saat itu, sementara Sokolov adalah juara yang sangat dihormati.
Indonesia saat ini berada di peringkat 32 dunia dalam catur wanita. Irene Kharisma Sukandar, pecatur wanita tersukses dalam sejarah catur Indonesia, menjadi pemain dengan peringkat teratas.
Dengan perkembangan catur yang pesat di Indonesia, dan kemunculan banyak talenta catur muda, banyak yang berharap Indonesia bisa menyusul India dan Cina untuk menjadi negara adidaya catur Asia.
Bagaimana dengan Australia?
Australia berada di atas Indonesia dalam peringkat catur pria (42). Namun, peringkat pemain wanita Australia justru berada di bawah Indonesia. Australia duduk di urutan ke-50 dalam catur wanita.
10 besar pecatur wanita Australia lahir sebelum tahun 2000, membuktikan Australia tidak memiliki bakat catur wanita muda sebanyak Indonesia.
Anton Smirnov, pecatur berusia 20 tahun dari Canberra, adalah pemain dengan peringkat tertinggi di Australia, setelah mencapai status Grand Master pada tahun 2017.