Versi Bahasa Inggris, klik di sini.

Ditulis oleh Galih Wisnu Brata – Juara 3 AIYA Jakarta Writing Competition
Disunting oleh Meylisa Sahan  – AIYA National Blog Editor

Banyak orang dalam benak mereka membayangkan pahlawan adalah orang yang telah berjuang untuk melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan. Anggapan ini tentu tidak ada salahnya karena para pejuang kemerdekaan memang dianggap sebagai pahlawan. Mereka membela bangsa dan negara dengan mengorbankan harta bahkan nyawa.

Sebenarnya pahlawan tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang berjuang demi mendapatkan kemerdekaan. Pahlawan pada dasarnya punya banyak definisi. Bagi mereka yang berjuang bagi kemerdekaan sebuah negara disebut sebagai pahlawan nasional. Gelar ini disematkan sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengorbanan yang diberikan. Ada pula guru yang diberi gelar sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru tanpa pernah mengenal lelah mendidik dan mengajarkan banyak ilmu serta pengetahuan kepada siswanya. Bahkan guru menyandang beban berat karena dilabeli sebagai orang tua kedua.  

Pada masa pandemi Covid-19 saat ini, para tenaga medis, mulai dari dokter, perawat,  hingga apoteker disebut sebagai pahlawan karena berjuang untuk membantu para pasien positif. Misi ini menuntut mereka untuk harus terus menggunakan pakaian dan alat pelindung selama seharian penuh. Para tenaga medis harus berpisah dengan keluarga mereka demi mengemban tugas yang mulia.  

Masih banyak sekali orang yang dapat disebut sebagai pahlawan misalnya para pemadam kebakaran yang sigap membantu masyarakat. Ada juga pihak kepolisian yang menjadi pahlawan dalam mengatasi berbagai jenis kejahatan.

Pahlawan dalam Hidup Saya 

Bagi saya pahlawan adalah orang yang membela kebenaran dan siap untuk membantu siapa saja. Definisi ini saya temukan dalam diri Harjo Dimulyo. Beliau bukanlah orang yang terkenal karena jasa besar atau prestasinya, tapi beliau adalah mendiang kakek saya.

Beliau adalah pahlawan bagi saya walaupun tidak banyak orang yang mengenalnya. Ia merangkul saya ketika ayah meninggal dunia dan untaian kasih sayangnya ia berikan tanpa keraguan. Kakek sadar bahwa ia tidak pernah dapat menggantikan posisi ayah, namun beliau berperan sangat besar dalam perkembangan hidup saya. 

Berbagai pelajaran hidup senantiasa ia ajarkan agar cucunya dapat terus bertahan dalam situasi apapun. Kakek pernah mengatakan bahwa sebagai manusia kita semua memiliki keterbatasan tapi kita juga diberikan kemampuan untuk dapat belajar banyak hal misalnya sesederhana memasak dan membersihkan lingkungan. Inilah nilai yang beliau ajarkan. Kalimatnya bukan sekedar kata namun beliau juga memberikan teladan kepada saya. 

Nasihat baik pun selalu beliau berikan, kelak pesan-pesan ini akan selalu diingat oleh anak dan cucunya. Beliau selalu berpesan agar saya selalu menghormati, berbakti dan tidak membebani orang tua dan siapapun. Walaupun ilmu agama beliau kurang tetapi beliau selalu menyemangati agar anak dan cucunya tetap semangat menuntut ilmu agama. Meski bukan orang yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi namun setiap tutur kata yang keluar dari lisannya selalu dijaga dan beliau selalu dihormati. Beliau selalu mampu memberikan kesan pertama yang baik kepada setiap lawan bicaranya. Banyak sifat dan perilaku beliau yang mampu menginspirasi orang-orang di  sekitarnya. Kini, beliau telah berpulang ke Yang Maha Kuasa namun kenangan tentang nilai kepahlawanannya akan selalu diingat dalam benak orang-orang di sekitarnya. 

Semua Orang Bisa Jadi Pahlawan 

Dari tutur kata beliau, saya pun mengambil kesimpulan bahwa siapapun bisa menjadi pahlawan paling tidak untuk dirinya sendiri yang artinya berani untuk menyelamatkan diri sendiri dari segala hal yang buruk.  Setiap orang harus mampu menyemangati diri sendiri agar tidak terpuruk. 

Jika kita sudah berhasil menjadi pahlawan untuk diri sendiri maka kita bisa mencoba untuk menjadi pahlawan bagi orang terdekat. Tidak perlu muluk-muluk, lakukan saja kebaikan yang sederhana tapi konsisten misalnya membiasakan membuang sampah pada tempatnya kemudian mengajak orang sekitar kita untuk melakukan hal yang sama. 

Tujuan menjadi pahlawan bukanlah untuk dielu-elukan tetapi berusaha untuk menebar kebaikan tanpa pernah memikirkan imbalan. Semua tindakan ini dapat dimulai dari diri sendiri lalu ke orang terdekat. Bagi saya semua orang dapat menjadi pahlawan tanpa harus dikenal banyak orang.