“Apa gunanya memakai masker? Apakah mengosongkan kursi di tengah benar-benar bisa menyelamatkan nyawa? ” 

Oleh: Fahry Slatter – AIYA National Blog Editor

Diterjemahkan oleh Gabriella Pasya – AIYA National Translator

Desain grafis oleh Lita – AIYA Graphic Design Officer, pengawasan oleh Vania – AIYA Communications Coordinator

Tampaknya ada banyak kebingungan seputar keefektifan masker dan bagaimana masker melindungi kita. Yang sama berbahayanya dengan penyebaran virus corona adalah penyebaran informasi yang salah, khususnya mengenai masker. Masyarakat mulai membentuk opini dan tebakan mereka sendiri, dengan mengandalkan kepercayaan tradisional dan angan-angan. Beberapa bahkan telah membuang ide untuk memakai masker dan akan dengan cepat mengumpat pada orang pertama yang bahkan mengangkat topik tersebut. Namun, keputusan tidak dapat dibuat berdasarkan angan-angan, dan kepercayaan tradisional yang samar-samar, melainkan fakta dan apa yang telah kita pelajari dari penyakit sebelumnya. Mari selami dunia pemakaian masker.

Untuk memahami masker, pertama-tama kita perlu memahami dua fakta penting, dan kemudian menggabungkan keduanya untuk memahaminya. 

Saat Anda bersin, batuk, berbicara, atau bahkan sekadar bernapas, prosesnya mirip dengan saat Anda menembakkan pistol air. Anda melepaskan tetesan / partikel kecil air liur yang keluar dari mulut Anda, ke udara dan bergerak maju menuju target. 

Perhatikanlah orang pada gambar di bawah ini. Anda tidak dapat melihat ini dengan mata telanjang, tetapi dapat kita lihat bahwa bersin saja bisa mengeluarkan lebih banyak partikel saliva dari yang Anda kira. Proses visualnya mirip dengan pistol air yang menyemprotkan air ke segala tempat.

Visualisasi keluaran bersin : Scharfman, B.E., Techet, A.H., Bush, J.W.M. et al. 

Mulut Anda seperti moncong pistol air berisi amunisi yang merupakan air liur Anda, ditembakkan melalui bersin dan tetesan air liur ini ingin melepaskan diri dan mengenai sasaran. Namun, tahap selanjutnya menjadi lebih rumit. Tidak lama setelah virus mewabah secara internasional, tersiar kabar bahwa virus corona ternyata “ditularkan melalui udara” – dan dari sini, situasinya berubah dari membingungkan menjadi lebih membingungkan lagi, dan dalam beberapa kasus orang mulai membentuk definisi mereka sendiri tentang apa artinya “ditularkan melalui udara”. 

Penularan melalui udara mirip seperti percikan kecil air yang memantul dan bergerak ke mana-mana saat Anda menembak sesuatu dengan pistol air Anda. Percikan kecil air ini (bila terpisah dari percikan utamanya yang besar) menyebar dan pada akhirnya akan mendarat di permukaan benda, menyebabkan segala sesuatu di sekitarnya menjadi basah. Ini bisa berupa gagang pintu, pegangan tangan, tombol di lift, orang lain, dll. Kita sering berhubungan dengan benda-benda sehari-hari ini, sebagian besar secara tidak sadar, oleh karena itulah mengapa para ilmuwan dan profesional medis mendorong pepatah lama yang tak lekang oleh waktu “Cuci tanganmu”. 

Ingat: Tidak harus bersin – bahkan berbicara atau hanya bernapas dapat mengeluarkan partikel dari mulut Anda.

Hal ini bisa dibilang konsep yang paling sering disalahpahami dan penting dari virus corona. Berlawanan dengan kepercayaan populer, virus corona sangat berkaitan dengan viral load. Seberapa sakit Anda, tergantung pada seberapa banyak Anda terpapar virus. Saat tumbuh dewasa, kita diarahkan untuk percaya bahwa kita hanya bisa sakit atau sehat, dan seberapa sakit kita tergantung pada berapa banyak pil minyak ikan yang kita telan di pagi hari yaitu seberapa baik sistem kekebalan Anda – tetapi untuk virus corona, penelitian menunjukkan sebaliknya . Studi memberitahu kita bahwa seberapa buruk gejala tergantung pada seberapa banyak virus yang kita terima. 

Dalam kata-kata para ilmuwan itu sendiri, Sumber: Burgess et. al (2020) 

Terjemahan : Viral load pada pasien dengan covid-19 telah terbukti lebih tinggi pada pasien dengan penyakit yang lebih parah.

Ketika Anda tertular virus, 3 hal dapat terjadi: Bisa saja menjadi fatal dan Anda mendapat gejala serius, atau Anda bisa mendapatkan gejala ringan, atau Anda bahkan bisa tidak mendapatkan gejala sama sekali (karenanya asimtomatik). Monica Gandhi, MD, menemukan bahwa seberapa parah gejala Anda tergantung pada seberapa banyak virus yang Anda dapatkan, yang disebut viral load. Jika hanya sebagian kecil dari virus yang masuk ke tubuh Anda, kemungkinan besar Anda tidak akan mengalami gejala apa pun, dan tingkat keparahannya meningkat jika Anda terjangkit lebih banyak virus. 

Dalam studi tahun 2020 pada hamster, Masakai Imai et. al (2020) lebih lanjut membuktikan konsep ini, dan percobaan menunjukkan bahwa hamster yang disuntik dengan lebih sedikit virus menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah dibandingkan hamster yang memiliki viral load lebih besar. Kita telah mempelajari kasus ini sejak virus MERS tahun 2012, oleh para ilmuwan di Timur Tengah, jadi viral load bukanlah suatu hal baru. 

Jadi, sekarang kita tahu bahwa mulut dan napas Anda menembakkan tetesan kecil ke udara yang terciprat ke mana-mana. Kita juga tahu bahwa semakin sedikit virus yang Anda dapatkan, semakin ringan penyakit yang Anda derita. Sekarang saatnya menyatukan kedua potongan teka-teki itu dan memahaminya.

Saat Anda mengenakan masker, momentum, jarak, dan jumlah partikel tetesan saliva yang keluar ke udara berubah. 

Amatilah : (Kiri) Pria tanpa masker bernapas / berbicara. (Kanan) Pria melakukan tindakan yang persis sama, tapi kali ini dengan masker. Sumber: M.Staymates / N. Hanacik (NIST) 

Perubahannya signifikan. Anda dapat melihat bahwa nafas Anda bersama dengan partikel lain (kuman, bakteri, dan yang lebih penting, virus) sangat berkurang dan hanya mengelilingi sekitar mulut Anda. Masker menghalangi percikan air liur / virus di udara agar tidak menyebar ke luar. Mengenakan masker sama dengan memompa lebih sedikit daya ke pistol air Anda. Anda sangat mengurangi jumlah yang disemprotkan dan terlebih lagi, jarak yang ditempuh, sehingga percikan air tetap berada di dalam ruang fisik Anda. 

Anda sangat membatasi momentum dan juga jarak tempuh partikel di udara. Jadi, percikan Anda juga lebih kecil dan kecil kemungkinannya mengenai orang di sekitar Anda. 

“Saya tidak sakit jadi tidak ada virus untuk dihembuskan, haruskah saya tetap memakai masker ?!” 

“Meski dengan masker, lelaki itu masih mengeluarkan banyak kuman!”

Mari kita lihat kembali bagian kedua dari teka- teki ini: Semakin sedikit virus yang Anda dapatkan, semakin ringan penyakit yang Anda derita. Pada akhirnya, beberapa virus akan tetap keluar dari masker Anda, karena ukurannya terlalu kecil dan akan lolos – bahkan jika Anda memakai masker yang bagus, pasti beberapa akan lolos.

Jika Anda berada di pihak penerima, mengenakan masker akan menyaring dan menghalangi sebagian besar tetesan air liur / virus memasuki mulut dan hidung Anda, seolah-olah masker adalah perisai. Dengan demikian, Anda mengurangi viral load yang Anda terima, yang mengarah ke gejala yang tidak terlalu parah. Jadi, jika Anda adalah pihak penerima, Masker masih melindungi Anda. Tidak merasa sakit, tidaklah membebaskan Anda dari kewajiban untuk memakai masker, bahkan jika Anda tidak memiliki virus untuk diproyeksikan. 

Jadi, Anda melepaskan lebih sedikit virus dari mulut Anda dengan daya dan jarak yang lebih sedikit, dan Anda juga mendapatkan efek penyaringan dengan memakai masker, yang mengurangi viral load Anda. Sekarang, anggaplah semua orang memakai masker, ulangi siklus ini dengan semua orang di Bumi dan Anda dapat mulai melihat bagaimana hal itu bisa menyelamatkan nyawa. 

Mengosongkan kursi tengah dan bagaimana hal tersebut…….. tidak berpengaruh banyak

Simulasi bagaimana kuman menyebar setelah satu kali batuk di dalam kabin pesawat, Yan Chen, PhD Purdue University. 

Jika Anda menerapkan logika ini di area vital yang paling membutuhkan masker seperti elevator, pesawat terbang, dan ruang sesak lainnya, Anda dapat melihat bagaimana besar perubahan yang terjadi akibat penggunaan masker.  

Simulasi di atas oleh Yan Chen, PhD,  satu kali batuk yang dikombinasikan dengan pergerakan udara yang disebabkan oleh AC, lengan yang bergerak, orang yang lewat, dll dapat menyebarkan kuman.

Tapi dengan penggunaan masker, menurut Yan Chen sendiri akan sangat membantu (Yan Chen, Purdue University), lagi-lagi karena kamu tidak menyemburkan cipratan saliva ke orang saat bersin / batuk. Meskipun Anda bersin atau batuk, orang-orang di sekitar Anda memiliki efek penyaringan sehingga mengurangi jumlah virus yang mereka terima.

Haruskah Anda bersin di dalam masker, di tangan, atau di siku, atau bersin saja di udara terbuka?

Walaupun kedengarannya menjijikkan, cara paling aman untuk bersin adalah dengan bersin ke dalam masker Anda, meskipun begitu cobalah juga untuk menghindarkannya dari orang lain sejauh mungkin. Air liur Anda sendiri tidak dapat menyakiti Anda. Sangat menggoda untuk menarik masker ke bawah dan bersin ke tangan atau siku Anda dan mencegah kontaminasi masker cantik milik Anda, tetapi bersin di dalam masker berpotensi menyelamatkan nyawa.

Memahami masker itu sederhana – yang sulit adalah memerangi informasi yang salah dan terka-terkaan. Orang yang anti masker dan yang menyebarkan solusi mereka sebelum diverifikasi kemungkinan besar telah salah informasi.

Mengenakan masker berpotensi menyelamatkan nyawa.