AIYA Nusa Tenggara Timur bersama Asosiasi Mahasiswa Indonesia Timur Relasi Asing (MITRA) menyelenggarakan seminar sehari International Opportunities for Youth, di Aula Teater gedung rektorat Universitas Nusa Cendana Kupang pada Sabtu 2 April 2016.

Seminar ini menghadirkan pemuda-pemudi Nusa Tenggara Timur sebagai pembicara yang menginspirasi untuk berbagi informasi mengenai kesempatan kepemudaan di dalam dan luar negeri. Sekitar 120 kaum muda Nusa Tenggara Timur yang hadir sebagai peserta seminar sehari AIYA NTT dan Asosiasi MITRA sangat antusias dan semangat untuk menyimak presentasi menarik dari 14 pembicara, yang memaparkan presentasi dan informasi kesempatan kepemudaan, mulai dari pertukaran pemuda antar negara, program kepemimpinan, program magang, konferensi dan forum-forum bagi pemuda.

Speakers at the International Opportunities for Youth Seminar. Photo: AIYA NTT

Para pembicara di seminar International Opportunities for Youth. Foto: AIYA NTT

Ide untuk menyelenggarakan seminar sehari ini tercetus dengan maksud untuk memberikan informasi mendalam bagi para pemuda di kawasan Indonesia Timur yang tertarik untuk mengikuti berbagai macam kesempatan kepemudaan dan beasiswa. Seminar ini pun diharapkan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan informasi kegiatan kepemudaan nasional dan internasional. Sebagaimana dikatakan oleh ketua panitia seminar, Stefanus Parera bahwa pentingnya keterlibatan pemuda dalam kesempatan kepemudaan yang ada tidak semata-mata untuk pemberdayaan pribadi masing-masing pemuda, tetapi juga bagaimana kesempatan-kesempatan tersebut bisa menolong para pemuda untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan di masyarakat.

Dengan total lima sesi panelis, sesi pertama dimulai dengan presentasi tentang AIYA oleh wakil presiden AIYA NTT, Yunita Reni Bani Bili, diikuti oleh presentasi mengenai University Building Relationship through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (UniBRIDGE) oleh Diyanti Koroh. Dalam pemaparannya, Reni menjelaskan bagaimana AIYA hadir di NTT sebagai wadah bagi kaum muda di NTT untuk terlibat secara langsung dalam membangun hubungan bilateral Australia-Indonesia sembari mengembangkan pemahaman antar budaya antara pemuda dari kedua negara.

1st panel session: AIYA Nusa Tenggara Timur and UniBRIDGE Project. Photo: AIYA NTT

Sesi panel pertama: AIYA Nusa Tenggara Timur dan UniBRIDGE Project. Foto: AIYA NTT

Sementara itu, Diyanti menjelaskan manfaat UniBRIDGE sebagai platform pembelajaran berbasis online yang bertujuan untuk menghubungkan kaum muda di Australia dan Indonesia untuk dapat berbagi informasi kebudayaan dan kebahasaan.

Sesi kedua berlanjut dengan presentasi oleh Forum Indonesia Muda (FIM) dan Young Leaders for Indonesia, yang merupakan program kepemimpinan bagi pemuda Indonesia; Pertukaran Mahasiswa Kedokteran Universitas Tasmania; Be a Young Hero on Disasters (BEYOND ASEAN), forum bagi pemuda ASEAN di bidang mitigasi bencana; dan Asia Pasific Week Conference di Australian National University. Dalam sesi ini, seluruh panelis menitikberatkan pentingnya peran pemuda untuk terlibat secara langsung di komunitas mereka setelah mengikuti program-program kepemudaan yang tersedia.

2nd panel session: Forum Indonesia Muda, BEYOND ASEAN, the Asia Pasific Week Conference, and UTAS Medical Student Exchange. Photo: AIYA NTT

Sesi panel kedua: Forum Indonesia Muda, BEYOND ASEAN, Asia Pacific Week Conference, dan UTAS Pertukaran Mahasiswa Kedokteran. Foto: AIYA NTT

Informasi beasiswa  oleh alumni dan penerima beasiswa Australia Awards (AS) dan Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merupakan sesi yang sangat ditunggu-tunggu oleh para peserta. Dalam sesi ketiga, alumni Beasiswa Australia Awards, Leni Amelia Suek dan Marselinus Ulu Fahik memaparkan informasi terinci mengenai proses untuk melamar beasiswa ini dan berbagi tips dan trik untuk mendapatkan beasiswa bergengsi ini. Baik Leni maupun Selus menekankan pentingya persiapan pelamar beasiswa sebagai dasar yang menentukan sukses atau tidaknya pelamar beasiswa itu sendiri dalam mengikuti seluruh tahapan seleksi. Poin penting bagi seorang pelamar beasiswa adalah menetapkan target dan melakukan berbagai macam persiapan sebelum melamar.

Presentasi dilanjutkan oleh penerima beasiswa LPDP, Albert Soewongsono dan Maria Febriani Seran. [Membaca refleksi Albert Soewongsono tentang proses aplikasi LPDP di sini – Ed.] Selama sesi ini, semua pembicara memberikan saran dan nasehat bagi para calon pelamar beasiswa untuk betul-betul mengetahui tahapan seleksi, persyaratan serta seluk beluk mengenai beasiswa yang ditawarkan.

3rd panel session: Australia Awards and LPDP Scholarships. Photo: AIYA NTT

Sesi panel ketiga: Australia Awards dan Beasiswa LPDP. Foto: AIYA NTT

Informasi-informasi kepemudaan lainnya yang dipaparkan dalam seminar ini adalah Northern Territory Cattlemen’s Association-Australia Indonesia Pastoral Student Program yang merupakan program pemagangan bagi mahasiswa fakultas/jurusan Ilmu Peternakan; presentasi oleh Asosiasi MITRA; CAMP EPIC U.S. Embassy, pelatihan dan pembimbingan bagi calon guru Bahasa Inggris bagi mahasiswa tingkat akhir dari seluruh Indonesia dan Timor Leste; Program Pertukaran Pemuda Antar Negara, yaitu Pertukaran Pemuda Indonesia Australia (AIYEP) dan Pertukaran Pemuda Indonesia China; dan Model United Nations.

Acara seminar ini disponsori oleh Australian Government Initiatives, Australia Indonesia Institue di Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan Australia Indonesia Centre, serta berkolaborasi dengan Universitas Nusa Cendana Kupang dan Forum Indonesia Muda (FIM) Sasandu NTT.