Menyalakan Semangat Belajar Bahasa Indonesia: Indonesia Fair 2025
Ditulis oleh: Claudia Wijaya – President AIYA Nasional
Diedit dan terjemahkan oleh: Tri Pambudi – Koordinator Komunikasi (Publikasi) AIYA Nasional
Artikel ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Klik disini untuk versi Bahasa Inggris!
Di tengah kekhawatiran menurunnya minat belajar bahasa Indonesia di Australia, penutupan program bahasa Indonesia di University of Tasmania menjadi pengingat betapa pentingnya upaya nyata untuk menjaga keberlangsungan studi ini. Menyadari hal itu, Australia-Indonesia Youth Association (AIYA) bekerja sama dengan Australia Indonesia Business Council (AIBC) dan Australia Indonesia Association (AIA) menyelenggarakan Indonesia Fair 2025, yakni sebuah perayaan penuh warna yang menghadirkan bahasa, budaya, sekaligus peluang baru bagi generasi muda.
Acara ini berlangsung pada 6 Juni 2025 di University of Sydney dan dihadiri oleh para siswa kelas 7–12 dari berbagai sekolah di New South Wales yang tengah belajar Bahasa Indonesia. Sehari penuh, mereka diajak mengikuti berbagai workshop, pertunjukan, dan aktivitas interaktif yang memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia sekaligus membuka wawasan tentang manfaat jangka panjang dari melanjutkan studi bahasa ini.
Pembukaan: Pesan Inspiratif dari Tokoh
Acara dibuka dengan sambutan dari Duta Besar Indonesia untuk Australia, Bapak Siswo Pramono, yang menekankan pentingnya peran generasi muda dalam memperkuat hubungan bilateral serta bagaimana bahasa menjadi kunci untuk saling memahami.
Bapak Andos Wibowo dari KJRI Sydney menambahkan bahwa koneksi antarindividu adalah jembatan yang mampu mempererat dua bangsa, sambil mendorong siswa untuk berani mengeksplorasi budaya Indonesia dan mempertimbangkan peluang studi maupun pertukaran.
Sebagai pembicara utama, Nick Molodysky—advokat pendidikan bahasa Indonesia—berbagi kisah pribadinya tentang perjalanan belajar bahasa Indonesia yang telah membuka banyak pintu kesempatan, baik secara profesional maupun pribadi.
Aktivitas Budaya Interaktif: Belajar Lewat Pengalaman
Setelah sesi formal, siswa diajak bergiliran mengikuti berbagai kegiatan seru yang membawa mereka lebih dekat dengan budaya Indonesia, di antaranya:
- Stan Informasi
Siswa senior (kelas 10–12) menggali berbagai peluang yang bisa mereka tempuh setelah belajar bahasa Indonesia. Ada stan AIYEP (Australia-Indonesia Youth Exchange Program) yang menawarkan pengalaman imersi budaya, IndoInsider Tours yang memamerkan program wisata edukatif di berbagai daerah Indonesia, hingga stan Garuda Indonesia yang menghadirkan info seputar rute penerbangan dan paket terbaru. - Workshop Angklung
Dipandu oleh Pak Kiki dari KJRI Sydney, para siswa belajar memainkan angklung secara berkelompok, merasakan langsung harmoni musik bambu sekaligus nilai kebersamaan yang melekat dalam budaya Indonesia. - Demo Memasak
Bersama Nick Molodysky, siswa belajar membuat kue kipo, jajanan khas Jawa yang manis, sederhana, dan mudah dibuat ulang di rumah. - Permainan Tradisional
Tim KJRI Sydney menghidupkan suasana kemerdekaan dengan lomba balap karung, lomba makan kerupuk, hingga lomba kelereng di sendok. Suasana penuh tawa dan antusiasme pun tercipta. - Tips & Trik HSC
Ryan Watson, peraih peringkat pertama HSC Bahasa Indonesia di NSW, membagikan strategi belajar, cara merevisi pelajaran, dan tips persiapan ujian yang sangat bermanfaat untuk siswa kelas 11 dan 12. - Simulasi Tawar-Menawar
Salah satu aktivitas favorit siswa, di mana mereka berlatih bahasa Indonesia dengan menawar makanan ringan dan suvenir di suasana pasar mini yang dibuat penuh semangat. - Kelas Tari Indonesia
Suara Indonesia Dance mengajak siswa bergerak bersama dalam tari tradisional seperti Tari Saman dan Tari Randai, menampilkan energi serta keragaman seni pertunjukan Nusantara. - Pemutaran Film
Serangkaian film pendek dari ReelOzInd membuka pandangan siswa tentang kehidupan modern di Indonesia, memicu diskusi tentang budaya, cerita, dan identitas masa kini.
Perayaan yang Berkesan
Acara ditutup dengan makan siang khas Indonesia—rendang, mie goreng, sayur-sayuran, dan lumpia—yang disambut meriah oleh para siswa. Suasana makin hidup dengan penampilan band lokal asal Indonesia, Chromatic, yang membawakan lagu-lagu populer seperti Dekat di Hati, Bengawan Solo, dan Satu Nusa Satu Bangsa. Para siswa ikut bernyanyi, menari, dan merayakan momen penuh kebersamaan.
Menatap ke Depan
Indonesia Fair 2025 bukan hanya sekadar perayaan sehari, tetapi juga pengingat kuat akan besarnya potensi yang muncul ketika bahasa, budaya, dan komunitas dipertemukan. Acara ini berhasil menyalakan semangat generasi muda Australia untuk melanjutkan studi Bahasa Indonesia sekaligus menyiapkan mereka menjadi duta budaya bagi hubungan Australia–Indonesia di masa depan.