Q&A with school student and award-winning ReelOzInd filmmaker Michael Abimanyu Kaeng
The ReelOzInd short film festival is on for another year, bringing together Australian and Indonesian filmmakers in the hope of highlighting our common bilateral struggles and friendship. This week we hear from Indonesian school student Michael Abimanyu Kaeng, whose film Water for Grandpa Jan won Best Youth Film for 2017!
Watch Michael’s winning film HERE.
Bagaimana latar belakang Michael?
Nama lengkap saya Michael Abimanyu Kaeng. Saya bersekolah di Penabur Secondary Kelapa Gading, yang mengajarkan saya beragam pelajaran penting yang menginspirasi saya. Saya dan keluarga sangat suka membuat film untuk menghibur teman-teman dan keluarga yang mengalami kejadian di film tersebut, seperti contohnya di film saya (saya ingin menghibur teman-teman yang kebanjiran).
Saya mulai membuat film waktu saya di kelas 4 SD, waktu pertama kali saya dihadiahi handphone dari ayah saya. Saya sangat entusias saat membuat film dan akhirnya terjun ke dunia short filmmaking.
Tolong ceritakan tentang alur cerita film Water for Grandpa Jan. Ide untuk film tersebut berasal dari mana?
Saya tinggal di Jakarta Pusat, di Bendungan Hilir, pusat keramaian kota. Saya benar-benar ingin menggabungkan tema air, yang disiapkan oleh ReelOzInd Film Festival 2017, dengan tema Jakarta ini. Seperti yang kita ketahui, Jakarta dipenuhi dengan masalah-masalah yang terjadi tiap harinya: kemacatan total di seluruh Jakarta, bebanjiran warga yang terjadi hampir setiap tahun di Indonesia, kekurangan air, kemiskinan warga, dan hal-hal lainnya. Setelah beberapa hari brainstorming bersama-sama dengan keluarga saya, akhirnya saya mendapatkan ide bagus. Saya memakai dua problem khas Jakarta ini: banjir, dan kekurangan air di beberapa area kecil di Jakarta.
Akhirnya saya kepikiran dan membuat film, Water For Grandpa Jan ini, yang ternyata memenangi kategori ‘Youth’ di ReelOzInd Film Festival 2017, yang diadakan bulan-bulan lalu.
Mengapa Michael membuat film untuk kompetisi ReelOzInd? Bagaimana tahap-tahap penulisan naskah, produksi dan paska-produksi?
Sebenarnya, saya tidak terlalu berharap. Saya membuat film itu karena ingin saja untuk mencoba ikut dalam ajang pembuatan film ini. Dalam produksi, saya tidak menggunakan alat-alat yang begitu canggih. Bahkan 50% footage dari film saya diambil dengan menggunakan handphone. Lainnya saya menggunakan Kamera XA-3 untuk mengambil scenes sinematiknya.
Ayah saya membantu dalam proses produksi film ini. Saya menggunakan ‘iMovie’ yang saya pinjam dari ayah saya, untuk mengedit film ini hingga menjadi film yang entertaining dan lucu.
Siapa saja tokoh sutradara atau aktor yang Michael sukai/kagumi? Mengapa?
Saya suka Mira Lesmana dan Riri Riza dari Indonesia, karena saya sangat terinspirasi oleh cerita Laskar Pelangi yang menurut saya sangat hebat.
Saya ingin bisa membuat film sekeren itu di masa-masa mendatang.
Apakah Michael mempunyai cita-cita menjadi sutradara atau produser profesional?
Ya. Itu salah satu probabilitas pekerjaan yang kira-kira saya mau.
Selamat, Michael! Nontonlah film Michael serta film-film ReelOzInd lainnya di sini.